Jakarta- Ratusan orang memadati ruang lobi Galeri Cipta II Taman Ismail Marzuki Cikini Jakarta, Jumat malam (13/2/2010). Dengan antusias, mereka yang sebagian para seniman mengikuti pembukaan pameran seni lukis "Sejati, Baik, Sabar" yang digelar oleh Yayasan Seni Kreasi Sejati. Pembukaan pameran dilakukan oleh Hari Untoro Drajat, Dirjen Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
Dalam sambutannya, Hari Untoro Drajat memberikan apresiasi terhadap karya seni yang dipamerkan, serta penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja keras panitia dan semua pihak yang mensuksesklan acara ini. Baginya, seni lukis yang dipamerkan memiliki standar yang tinggi serta motivasi yang kuat untuk meningkatklan moral.
"Seni lukis yang bisa bertahan lama adalah lukisan yang memil;iki standar tinggi, yang memiliki sifat Sejati, Baik, Sabar," ujar Hari Untoro. Dengan lukisan yang dipamerkan ini, menurutnya, kita bisa bagian melihat lebih jauh penciptaan sebuah karya itu sendiri. "Kalau pelukis lain menciptakan karyanya dengan kontemplasi, maka pelukis yang karyanya dipamerkan ini melakukannya dengan cara berkultivasi".
New Renaisance
Memasuki ruang pamer, para pengunjung dibuat tertegun dengan puluhan lukisan yang menggetarkan hati dengan goresan kuas dan komposisi warna yang pas. Sebagian karya menunjukan tentang begitu teguhnya pengikut Falun Gong (Falun Dafa) dalam berlatih kultivasi, serta pemandangan di dimensi lain atas pengaruh kebaikan mereka.
Sebagian besar lukisan menceritakan kejahatan yang menyelimuti langit dan bumi yang dilakukan oleh Partai Komunis China terhadap pengikut Falun Gong. Lihat saja lukisan berjudul "Seruan Tak Bersalah" karya Chen Xioping yang dibuatnya pada tahun 2001. Dalam lukisan itu terlihat seorang gadis kecil di tengah guyuran hujan sedang membawa poster bertuliskan "Killed for Their Belief," dengan latar belakang peragaan penyiksaan yang dialami praktisi Falun Gong.
Karya tersebut menggambarkan suatu bencana besar umat manusia pada masa sekarang ini, yang mereflreksikan peperangan antara kebaikan dan kejahatan yaitu penindasan sistematis yang dilakukan oleh Partai Komunis China terhadap pengikut Falun Dafa.
"Di tengah penindasan yang sangat kejam, keteguhan hati mereka terhadap prinsip-prinsip Sejati, Baik, Sabar telah membangun kembali monument moral umat manusia," jelas Beny Halim, pengurus Yayasan Seni Kreasi Sejati.
Seluruh karya dalam pameran ini merupakan kreasi dari beberapa seniman mancanegara yang handal, dengan latar-belakang kebudayaan, pendidikan dan pengalaman professional yang beragam. Semuanya merupakan ciptaan orisinil berdasarkan kisah nyata. Beberapa seniman bahkan pernah mengalami sendiri penganiayaan kejam yang terpatri mendalam. "Kenangan yang pedih tersebut menjadi inspirasi bagi karya mereka," imbuh Beny Halim.
Tak heran, dimata kurator Muhammad Bachtiar, menyebut lukisan-lukisan cat minyak bergaya realism penuh ini sebagai "New Renaissance"-sebuah perjalanan menuju alam pikir baru. "Menggugah inspirasi moralitas yang telah sekian lama tidak saya temukan dalam karya-karya seni pada umumnya," tandas Bachtiar.
Bachtiar melihat secara spiritual, karya-karya pameran ini menimbulkan suiatu getaran khusus yang dapat menyentuh karakter naluri baik seseorang, bahkan memurnikan jiwa. "Selain kemahiran teknik, obyek yang ditampilkan juga mencerminkan penjiwaan yang mendalam dari para senimannya," imbuh kurator Yayasan Seni Kreasi Sejati ini.
Sejak tahun 2004, pameran lukisan Sejati, Baik, Sabar telah digelar di lebih dari 40 negara dan 200 kota. Para pelukis yang terlibat dalam pameran ini adalah Kathleen Gilis-Kanada, Li Yuan-Jepang, Chen Xioping-Kanada, Dong Xiqiang- China, Wang Weixing, Shen Daci dan Yao Chongqi.
Di Indonesia, pameran ini rencananya akan dilangsungkan di Jakarta hingga tanggal 18 Februari 2010 ini. Selain pameran, acara ini juga akan dimeriahkan dengan diskusi dengan tema "Memahami Seni Lukis dengan Metode Ortodoks" yang akan diadakan di tempat yang sama pada Rabu, 17 Februari pukul 17.15 sampai selesai. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar