Kemajuan suatu bangsa dalam era global sangat tergantung pada kemam- puan masyarakatnya dalam memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan produktivitas. Masyarakat seperti ini dikenal dengan istilah masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Siapa yang menguasai pengetahuan maka ia akan mampu bersaing dalam era global. Dryden & Voss dalam Utomo (2008) “Dunia telah berubah. Dewasa ini kita hidup dalam era informasi/global. Dalam era informasi, kecanggihan Teknologi Informasi dan Komunikasi telah memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat oleh batas ruang dan waktu”.
Indonesia perlu segera mengurangi kesenjangan digital ini dengan mengintegrasikan TIK secara sistemik untuk semua sektor pemerintahan seperti perdagangan/bisnis, administrasi publik, pertahanan dan keamanan, kesehatan dan termasuk pendidikan.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran, TIK dan Era Globalisasi
Pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengajarkan suatu disiplin ilmu serta ada sekelompok orang yang yang membu- tuhkannya sehingga ada timbal balik antara keduanya. Duffy dan Roehler, 1989 (dalam Whandi:2007) “Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tu- juan kurikulum”. Pembelajaran adalah suatu disiplin ilmu yang menaruh perhatian pada perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan teori pembelajaran (Degengn dan Reigeluth dalam Damajanti Kusuma Dewi:2009). “Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu pe- rubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman in- dividu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Surya dalam Damajanti Kusuma Dewi:2009).
Menurut Eric Deeson, Harper Collins Publishers, Dictionary of Informati- on Technology, Glasgow, UK, 1991 (dalam Sannai : 2008). “Information Techno- logy (IT) the handling of information by electric and electronic (and microelectro- ni ) means. ”Here handling includes transfer. Processing, storage and access, IT special concern being the use of hardware and software for these tasks for the be- nefit of individual people and society as a whole”. Teknologi Informasi dan Ko- munikasi mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komu-nikasi . (a)Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. (b) Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu peranan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antarmedia. Menurut Puskur Diknas Indonesia (tanpa tahun) dalam Sannai (2008).
Globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol (Sam : 2008). Thomas L. Friedman (dalam Sam:2008) “Globlisasi memiliki dimensi ideologi dan teknologi. Dimensi ideologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan di- mensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia”.
Princenton N. Lyman (dalam Sam:2008) “Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara di dunia dalam hal perdagangan dan keuangan”.
B. Proses Mengintegrasikan TIK ke dalam Pembelajaran
Fryer dalam (Utomo:2008) menyebutkan dua pendekatan yang dapat dilakukan guru ketika merencanakan pembelajaran yang mengintegrasikan TIK, yaitu: 1) pendekatan topik (theme-centered approach); dan 2) pendekatan software (software-centered approach).
1. Pendekatan Topik (Theme-Centered Approach); Pada pendekatan ini, topik atau satuan pembelajaran dijadikan sebagai acuan. Secara sederhana langkah yang dilakukan adalah: a) menentukan topik; b) menentukan tujuan pembe- lajaran yang ingin dicapai; dan c) menentukan aktifitas pembelajaran dan soft -ware (seperti modul. LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan bela- jar online di internet, dll) yang relevan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
2. Pendekatan Software (Software-centered Approach); Menganut langkah yang sebaliknya. Langkah pertama dimulai dengan mengidentifikasi software (se- perti buku, modul, LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar online di internet, dll) yang ada atau dimiliki terlebih dahulu. Kemudian me- nyesuaikan dengan topik dan tujuan pembelajaran yang relevan dengan soft- ware yang ada tersebut. Sebagai contoh, karena di sekolah hanya ada beberapa VCD atau mungkin CD-ROM tertentu yang relevan untuk suatu topik tertentu, maka guru merencanakan pengintegrasian software tersebut untuk mengajar hanya topik tertentu tersebut. Topik yang lainnya terpaksa dilaksanakan de- ngan cara konvensional. Sedangkan dari sisi strategi pembelajaran, ada be- berapa pendekatan yang disarankan untuk membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, diantaranya adalah: a) resource-based learning; b) case-based learning; c) problem-based learning; d) simulation-based learning; dan e) collaborative-based learning (http://www.microlessons.com).
a. Resources-based learning memiliki karakteristik dimana siswa dibe- rikan/disediakan berbagai ragam dan jenis bahan belajar baik cetak (buku, modul, LKS, dll) maupun non cetak (CD/DVD, CD-ROM, bahan belajar online) atau sumber belajar lain (orang, alat, dll) yang relevan untuk men- capai suatu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kemudian siswa di- berikan tugas untuk melakukan aktifitas belajar tertentu dimana semua sumber belajar yang mereka butuhkan telah disediakan. Sebagai contoh, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah siswa dapat memban- dingkan beberapa teori penciptaan alam semesta. Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut, guru telah mengidentifikasi dan menyi- apkan berbagai bentuk dan jenis sumber belajar yang berisi informasi ten- tang teori penciptaan alam semesta berupa buku, VCD, CD-ROM, alamat situs di internet dan mungkin seorang narasumber ahli astronomi yang di- undang khusus ke kelas. Kemudian siswa ditugaskan untuk mencari mini- mal dua teori tentang penciptaan alam semesta secara individu atau ke- lompok baik dari buku, VCD, maupun internet sesuai dengan seleranya. Siswa juga diminta untuk menganalisis perbedaan dari berbagai segi ten- tang teori-teori tersebut dan membuat laporannya dalam MSWord yang kemudian dikirim ke guru dan teman lainnya melalui e-mail.
b. Case-based learning memiliki karakteristik dimana siswa diberikan suatu permasalahan terstruktur untuk dipecahkan. Dengan case-based learning solusi pemecahan masalahnya sudah tertentu karena skenario sudah dibuat dengan jelas.
c. Problem-based learning kemungkinan solusi pemecahan masalahnya akan berbeda. Misal, dua orang siswa diberikan satu permasalahan dengan pen- dekatan problem-based learning. Maka solusi yang diberikan oleh siswa yang satu dengan siswa yang lain mungkin berbeda.
d. Simulation-based learning memiliki karakteristik dimana siswa diminta untuk mengalami suatu peristiwa yang sedang dipelajarinya. Sebagai con- toh, siswa diharapkan dapat membedakan perubahan percampuran warna-warna dasar. Maka, melalui suatu software tertentu (misal virtual lab) sis- wa dapat melakukan berbagai percampuran warna dan melihat perubahan-perubahannya. Dan ia dapat mencatat laporannya dalam bentuk tabel dengan menggunakan MSExcell atau MSWord. Atau kalau perlu mem- presentasikan hasilnya dengan menggunakan MSPowerpoint.
e. Colaborative-based learning memiliki karakteristik dimana siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, melakukan tugas yang berbeda untuk meng- hasilkan satu tujuan yang sama. Sebagai contoh, untuk mencapai tujuan pembelajaran dimana siswa dapat membedakan beberapa teori penciptaan alam semesta, siswa dibagi ke dalam tiga kelompok. Masing-masing ke- lompok ditugaskan mencari satu teori penciptaan alam semesta. Kemudian ketiga kelompok tersebut berkumpul kembali untuk mendiskusikan per- bedaan teori tersebut dari berbagai segi dan membuat laporannya secara kolektif. Salah seorang siswa dapat ditunjuk untuk menyajikan hasilnya.
C. Hambatan yang Terdapat dalam Proses Mengintegrasikan TIK ke dalam Pembelajaran dan Solusi Pemecahannya
Ada beberapa hambatan yang perlu digaris bawahi berkaitan dengan pe- manfaatan TIK untuk pembelajaran. Hambatan-hambatan tersebut diantaranya adalah: a) penolakan/keengganan untuk berubah khususnya dari Kepala Sekolah dan guru; b) kesiapan SDM (ICT literacy dan kompetensi guru); c) ketersedian fasilitas TIK; d) ketersediaan bahan belajar berbasis aneka sumber; dan) keber- langsungan (sustainability) karena keterbatasan dana (Utomo:2008).
Beberapa hal berikut untuk dipecahkan secara sistemik dan simultan (Utomo:2008):
a. Dukungan Kebijakan; sekolah mengeluarkan kebijakan untuk mengedepankan pengintegrasian TIK untuk pembelajaran. Misalnya melalui pencanangan visi, misi, peraturan dan rencana induk/rencana strategis sekolah ke depan.
b. e-Leadership; Kepala sekolah dan atau beberapa guru panutan di sekolah me- nyadari penuh pentingnya peran TIK untuk pembelajaran dan berupaya untuk terus mempelajari dan menerapkannya di sekolah.
c. Penyiapan SDM; sekolah mengembangkan ICT literacy para guru dan kom- petensi guru dalam mengintegrasikan TIK ke dalam pembelajaran (termasuk berbagai strategi/metode pembelajaran yang efektif). Bila perlu guru meng-
adopsi atau mengadaptasi strategi pembelajaran yang telah terbukti efektif dan mengkomunikasikannya dengan kolega. Bila perlu mengembangkan sendiri. Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan, pengiriman mengikuti loka karya atau seminar, terlibat aktif dalam komunitas jaringan sekolah dan lain-lain. Di samping itu, sekolah juga harus menyiapkan tenaga teknis dalam bidang TIK untuk pembelajaran.
d. Penyiapan fasilitas; sekolah menyiapkan fasilitas yang kondusif agar terjadinya belajar berbasis aneka sumber dengan menyiapkan beberapa fasilitas seperti perpustakaan (cetak dan non-cetak), komputer yang terhubung dengan LAN, koneksi internet, VCD/DVD player plus televisi, serta komposisi ruang kelas.
e. Penyediaan software pembelajaran; penyediaan software pembelajaran seperti buku, modul, LKS, program audio cassette, VCD/DVD, CD-ROM interaktif, dan lain-lain dapat dilakukan dengan cara membeli produk yang telah ada di pasar atau memproduksi sendiri.
f. Penyiapan tenaga teknis; fasilitas TIK yang ada di sekolah hendaknya didukung oleh beberapa tenaga teknis yang memiliki keahlian atau keterampilan dalam mengelola dan memelihara peralatan tersebut.
D. Manfaat Media Teknologi Pendidikan
Adapun Commission on Instructional Technology dalam (Danim, 2008:10) mengidentifikasikan beberapa keuntungan pemanfaatan teknologi pendidikan se- perti tersebut di bawah ini.
a. Media Teknologi Pendidikan membuat pendidikan lebih produktif. Media teknologi pendidikan telah menunjukkan kemampuannya dalam meningkatkan rate belajar. Dia memungkinkan bagi guru untuk memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien, dapat menjauhkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu, yang kurang menunjang , seperti tugas-tugas administratif atau pekerjaan rutin yang berlebihan dalam rangka transformasi informasi.
b. Media Teknologi Pendidikan menunjang pengajaran individual, atau dengan kata lain memungkinkan penerapan individualisasi dalam kegiatan pengajaran. Teknologi pendidikan dapat diterapkan melalui berbagai cara dalam rangka be- lajar. Kombinasi integratif dalam guru, siswa, materi, ruang dan waktu dapat membuat belajar berada dalam kondisi sebenarnya. Teknologi pendidikan me- mungkinkan siswa untuk dapat menemukan arah diri menurut yang ia miliki.
c. Media Teknologi Pendidikan membuat kegiatan pengajaran lebih ilmiah (scien- tific). teknologi pendidikan memungkinkan guru dan siswa menciptakan rang- kaian kerja yang sesuai dengan tujuan belajar mengajar, memberi kemudahan kepada anak untuk mengetahui apa yang sebenarnya harus ia pahami. Pene- litian, dalam bentuk yang paling sederhana sekalipun sangat penting untuk me-reinforcement kegiatan belajar, asalkan ia ditempatkan pada bagian yang in- tegral. teknologi pendidikan mempunyai fungsi tertentu tidak hanya sekedar ‘guide’ penelitian untuk menjawab sejumlah pertanyaan, akan tetapi me- nganggap penelitian sebagai satu tahapan yang harus dicapai oleh lembaga pendidikan (sekolah).
d. Media Teknologi Pendidikan dapat membuat pengajaran lebih ‘powerful’. Kontak-komunikasi antar-individu yang ditunjang oleh teknologi dapat mem- beri nilai tambah (added values) dan kemampuan komunikasi tertentu. Media teknologi dapat menimbulkan suatu objek tak berwujud pendidikan ke dalam realita atau mendekati realita, memberi kemantapan dan percepatan pema- haman siswa, menata waktu secara efektif dan efisien, mereduksi ukuran-ukuran suatu objek atau menyederhanakan suatu peristiwa tertentu.
e. Media Teknologi Pendidikan dapat membuat kegiatan belajar menjafi lebih ‘immediate’. Teknologi pendidikan dilukiskaan sebagai jembatan antara dunia luar (world outside) dengan dunia dalam (world inside) sekolah. Melalui tele- visi, film dan media lainnya, kurikulum dapat digarap secara dinamis. Penge- tahuan dan realitas mudah didapat, demikian juga pemahaman terhadap berba- gai materi pelajaran. teknologi pendidikan (instructional teaching) yang dite- rapkan seara sistematis sesuai dengan realita yang ada dapat membuat aktifitas belajar memperoleh hasil langsung dan ‘rute’ pengetahuan dan pengalaman siswa menjadi lebih berarti (meaningful).
f. Media Teknologi Pendidikan dapat membuat percepatan pendidikan lebih ‘equal’. Equal acces untuk memperkaya kegiatan pendidikan yang tidak mung- kin ada tanpa sumber-sumber teknologi. Melalui teleisi kita dapat menyaksikan seorang bintang film yang ada di ‘seberang sana’, atau menyaksikan debat tv antara Reign dan Mondale.
Utomo, pristiadi. 2008. Mengintegrasikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Tik) Ke Dalam Proses Pembelajaran.makalah disajikan dalam Pelatihan Perancangan Pembelajaran Berbasis TIK yang dihasilkan oleh guru-guru SMA rintisan South-east Asia Schoolnet (SEA-Schoolnet) Program, Pustekkom dengan UNESCO,Bangkok, 31 Mei. (Online),
(http://ilmuwanmuda.wordpress.com/2008/05/31/mengintegrasikan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-tik-ke-dalam-proses-pembelajaran-apa-mengapa-dan-bagaimana/, diakses tanggal 15 Oktober 2009).
Whandie. 2007. Pengertian Belajar . (Online), (http://whandi.net/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=41, diakses tanggal 29 September 2009).
Damajanti, Kusuma Dewi. 2009. Definisi Pembelajaran. (Online), (http://instructionaltheorycourse.blogspot.com/2009/02/1-introduction_18.html, diakses tanggal 29 September 2009).
Teknologi Informasi dan komunikasi di Era Globalisasi
April 3rd, 2010 Add a Comment
Seiring makin majunya penggunaan Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran. Pada era globalisasi saat ini Teknologi Informasi (TI) memungkinkan diwujudkannya pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, yang melibatkan siswa secara aktif.
Kemampuan TI dan multimedia dalam menyampaikan pesan dinilai sangat besar. Dalam bidang pendidikan, Teknologi Informasi (TI) dan multimedia telah mengubah paradigma penyampaian materi pelajaran kepada peserta didik. Computer Assisted Instruction (CAI) bukan saja dapat membantu guru dalam mengajar, melainkan sudah dapat bersifat stand alone dalam memfasilitasi proses belajar.
Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) yang kini berkembang dengan pesat, dan tak bisa di pungkiri kontribusi yang signifikan terhadap seluruh proses globalisasi ini. Mulai dari seperti media pembelajaran yang menggunakan Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) hingga media-media elektronik. Perubahan informasi saat ini seakan-akan tidak lagi dalam skala hari atau bahkan jam, melainkan sudah mencapai skala menit maupun detik.
Penekanan akan memaksimumkan sumber daya manusia di semua sektor, berarti kita akan membutuhkan sistem komunikasi yang sangat efektif. Apabila kita merespons pada kebutuhan fokus awal seharusnya lebih berdasarkan penerimaan informasi daripada penyebaran informasi. Hal ini hampir memutarbalikan peran jika dibandingkan dengan peran komunikasi administrasi pendidikan yang dulu.
Sudah saatnya pembangunan pendidikan yang terpadu dan terarah berbasis teknologi paling akan memberikan multiplier effect dan nurturant effect terhadap hampir semua sisi pembangunan pendidikan. Sehingga Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) berfungsi untuk memperkecil kesenjangan penguasan teknologi mutakhir khususnya dalam dunia pendidikan. Pembangunan pendidikan berbasis Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) setidaknya memberikan dua keuntungan. Pertama, sebagai pendorong komunitas pendidikan ( termasuk guru ) untuk lebih apresiatif dan proaktif dalam maksimalisasi potensi pendidikan. Kedua, memberikan kesempatan luas kepada peserta didik memanfaatkan setiap potensi yang ada dapat diperoleh dari sumber-sumber yang tidak terbatas.Selain itu, penerapan Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) bermanfaat untuk peningkatan kualitas pendidikan nasional Indonesia. Salah satu aspeknya adalah kondisi geografis Indonesia dengan sekian banyaknya pulau yang berpencar-pencar permukaan buminya yang seringkali tidak bersahabat, biasanya diajukan untuk pengembangan dan penerapan Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan. Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) sangat mampu menjadi fsasilitator utama untuk meratakan pendidikan di bumi nusantara.
Seiring makin majunya penggunaan Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran. Pada era globalisasi saat ini Teknologi Informasi (TI) memungkinkan diwujudkannya pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, yang melibatkan siswa secara aktif.
Kemampuan TI dan multimedia dalam menyampaikan pesan dinilai sangat besar. Dalam bidang pendidikan, Teknologi Informasi (TI) dan multimedia telah mengubah paradigma penyampaian materi pelajaran kepada peserta didik. Computer Assisted Instruction (CAI) bukan saja dapat membantu guru dalam mengajar, melainkan sudah dapat bersifat stand alone dalam memfasilitasi proses belajar.
Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) yang kini berkembang dengan pesat, dan tak bisa di pungkiri kontribusi yang signifikan terhadap seluruh proses globalisasi ini. Mulai dari seperti media pembelajaran yang menggunakan Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) hingga media-media elektronik. Perubahan informasi saat ini seakan-akan tidak lagi dalam skala hari atau bahkan jam, melainkan sudah mencapai skala menit maupun detik.
Penekanan akan memaksimumkan sumber daya manusia di semua sektor, berarti kita akan membutuhkan sistem komunikasi yang sangat efektif. Apabila kita merespons pada kebutuhan fokus awal seharusnya lebih berdasarkan penerimaan informasi daripada penyebaran informasi. Hal ini hampir memutarbalikan peran jika dibandingkan dengan peran komunikasi administrasi pendidikan yang dulu.
Sudah saatnya pembangunan pendidikan yang terpadu dan terarah berbasis teknologi paling akan memberikan multiplier effect dan nurturant effect terhadap hampir semua sisi pembangunan pendidikan. Sehingga Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) berfungsi untuk memperkecil kesenjangan penguasan teknologi mutakhir khususnya dalam dunia pendidikan. Pembangunan pendidikan berbasis Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) setidaknya memberikan dua keuntungan. Pertama, sebagai pendorong komunitas pendidikan ( termasuk guru ) untuk lebih apresiatif dan proaktif dalam maksimalisasi potensi pendidikan. Kedua, memberikan kesempatan luas kepada peserta didik memanfaatkan setiap potensi yang ada dapat diperoleh dari sumber-sumber yang tidak terbatas.
Selain itu, penerapan Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) bermanfaat untuk peningkatan kualitas pendidikan nasional Indonesia. Salah satu aspeknya adalah kondisi geografis Indonesia dengan sekian banyaknya pulau yang berpencar-pencar permukaan buminya yang seringkali tidak bersahabat, biasanya diajukan untuk pengembangan dan penerapan Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan. Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) sangat mampu menjadi fsasilitator utama untuk meratakan pendidikan di bumi nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar