Selasa, 16 Maret 2010
Harry Potter 6
Harry Potter and the Half-Blood Prince adalah film keenam dari seri film Harry Potter yang didasarkan pada novel berjudul sama karya J. K. Rowling. Film ini disutradarai oleh David Yates yang juga menyutradarai film kelima, The Order of the Phoenix. Produser film adalah David Heyman dan David Barron[5], dengan Steve Kloves sebagai penulis skenario film, yang juga menulis skenario empat film pertama.[6] Pengambilan gambar dimulai pada 24 September 2007 dan film ini dirilis di bioskop-bioskop seluruh dunia pada 15 Juli 2009. Di Indonesia, film ini dirilis pada 16 Juli 2009.
Film ini dibuka dengan kesuksesan komersial dan memecahkan rekor pendapatan film pembukaan terbesar sepanjang masa. Dalam lima hari film ini juga memecahkan rekor pendapatan lima hari terbesar dari seluruh dunia. Film ini juga didedikasikan untuk aktor Rob Knox, yang memerankan Marcus Belby dalam film ini, dan terbunuh pada Mei 2008.
[sunting] Plot
!Informasi lebih lanjut: Ringkasan cerita Pangeran Berdarah-Campuran
Khawatir dengan pengalaman pertemuannya dengan Voldemort di Kementerian Sihir, Harry Potter merasa enggan untuk kembali ke Hogwarts. Dumbledore mendorongnya untuk kembali, setelah mengajaknya untuk menemui seorang mantan guru Hogwarts, Horace Slughorn. Dengan bantuan Harry, ia berhasil membujuk Slughorn agar mau kembali mengajar di Hogwarts.
Sementara itu, Pelahap Maut mulai menimbulkan kerusakan baik di kalangan Muggle (masyarakat manusia biasa non-sihir) maupun Penyihir. Mereka menghancurkan Jembatan Millennium serta menculik pembuat tongkat sihir Mr. Ollivander dan menghancurkan tokonya di Diagon Alley.
Bellatrix Lestrange berhasil membujuk Severus Snape untuk melakukan Sumpah Tak Terlanggar dengan ibu Draco Malfoy, Narcissa. Sumpah ini memastikan agar Snape melindungi Draco dan menyelesaikan tugas yang diberikan Voldemort kepada Draco, jika Draco gagal melakukannya.
Harry, Ron, dan Hermione, ketika sedang berada di Diagon Alley, mengikuti lalu melihat Draco memeasuki toko Borgin and Burkes dan mengambil bagian dalam sebuah ritual bersama kelompok Pelahap Maut. Selanjutnya, ketiga sahabat ini terus mewaspadai tindak-tanduk Draco.
Di Hogwarts, sekolah diamankan secara ketat baik oleh pihak sekolah maupun Kementerian Sihir untuk memastikan agar Pelahap Maut tidak dapat mendekati sekolah tersebut. Dengan kembalinya Slughorn mengajar Ramuan, Snape kini mendapatkan posisi untuk mengajar Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Profesor McGonagall mendorong Harry dan Ron untuk mengambil kelas Ramuan, yang kini diajar Slughorn yang mau menerima siswa dengan nilai OWL yang lebih rendah. Harry dan Ron, yang tidak membeli buku teks karena tidak menduga bahwa mereka dapat mengambil kelas itu, dipinjami buku teksnya dari kelas Ramuan.
Buku pinjaman Harry sudah dibubuhi tulisan-tulisan petunjuk yang lebih tepat untuk membuat ramuan dan mantra-mantra lain, dan dengan segera membuat Harry menjadi siswa Ramuan nomor satu melebihi siswa lainnya di kelasnya. Harry menemukan di sampulnya bahwa buku itu pernah dimiliki oleh "Pangeran Berdarah-Campuran". Hermione mencari di perpustakaan namun tidak dapat menemukan apa-apa mengenai nama ini. Setelah mengikuti petunjuk tulisan 'Pangeran Berdarah-Campuran', Harry kemudian berhasil memenangkan hadiah cairan keberuntungan, Felix Felicis, dari Profesor Slughorn karena keberhasilannya membuat sebuah ramuan yang sangat sulit.
Ketika akan mengikuti pertandingan Quidditch, Ron merasa gugup. Harry berbuat seolah-olah ia menambahkan cairan keberutungan ke minuman Ron, untuk menaikkan kepercayaan diri Ron. Akibatnya, Ron sukses besar menjadi kiper Quidditch dari tim Gryffindor, dan mendapatkan cinta Lavender Brown. Keduanya berciuman di pesta perayaan kemenangan Gryffindor di Ruang Rekreasi. Hermione yang melihat ini, lari meninggalkan ruangan itu sambil menangis, diikuti oleh Harry. Kepada Harry, Hermione mengakui bahwa ia memiliki perasaan kepada Ron dan mengerti bagaimana perasaan Harry ketika Ginny, yang ditaksirnya, berciuman dengan Dean Thomas.
Pada liburan Natal, Harry menghabiskan liburannya bersama keluarga Weasley, sambil berdiskusi bersama Mr. Weasley, Remus Lupin, dan Tonks mengenai situasi Hogwarts. Tiba-tiba terjadi serangan Pelahap Maut yang hendak menculik Harry. Mereka berhasil menggagalkan upaya Pelahap Maut itu, namun rumah keluarga Weasley, The Burrows, meledak dan terbakar. Kejadian ini menyebabkan Harry menyesali diri karena dialah yang menimbulkan bahaya kepada orang-orang yang disayanginya.
Dumbledore mengungkapkan memori Tom Riddle—nama asli Voldemort—melalui Pensieve kepada Harry, juga memori Slughorn di mana Riddle menanyakan mengenai suatu Sihir Hitam. Sayangnya memori itu telah diubah Slughorn sehingga tidak diketahui sihir hitam apa yang dibicarakan Slughorn dengan Riddle. Dumbledore mengatakan bahwa Slughorn mungkin takut akan konsekuensinya jika pembicaraan ini terungkap. Dumbledore juga percaya bahwa jika Sihir Hitam yang dibicarakan ini terungkap, maka mereka akan memiliki jalan untuk mengalahkan Voldemort. Karenanya, Dumbledore menyuruh Harry untuk berusaha mendekati Slughorn supaya akhirnya ia mau memberikan memori yang asli.
Dengan menggunakan cairan keberuntungan Felix Felicis yang dimenangkannya pada awal tahun masuk sekolah, Harry 'secara beruntung' berhasil mempertemukan Slughorn dengan Hagrid. Keduanya mabuk setelah upacara penguburan laba-laba raksasa Aragog milik Hagrid, dan Harry berhasil membujuk dan meyakinkan Slughorn untuk memberikan memori yang sesungguhnya.
Memori ini mengungkapkan bahwa Riddle menanyakan mengenai Horcrux, sebuah cara dalam Sihir Hitam untuk membagi jiwa ke dalam Horcrux sehingga pembuatnya tidak dapat mati selama Horcruxnya tidak dihancurkan. Dumbledore mengungkapkan bahwa Buku Harian Riddle (yang dihancurkan Harry pada buku kedua) dan sebuah Cincin milik ibu Voldemort adalah dua dari keenam Horcrux yang dibuat Riddle. Mereka harus mencari seluruh Horcrux dan menghancurkan semuanya supaya Voldemort dapat dikalahkan.
Harry kemudian semakin mencurigai tindak-tanduk Draco, mengikutinya di sekolah, tapi gagal untuk mengetahui apa yang direncanakan oleh Draco. Harry percaya bahwa Draco ada dibalik dua upaya untuk membahayakan hidup Dumbledore: yang pertama melalui kalung mematikan yang dititipkan oleh entah siapa kepada Katie Bell (di bawah Kutukan Imperius) untuk diberikan kepada Dumbledore sebagai hadiah; yang kedua melalui sebuah botol minuman Mead beracun yang hendak dihadiahkan Slughorn, juga terkena kutukan yang sama, kepada Dumbledore. Kejadian yang kedua ini diketahui secara tidak sengaja ketika minuman itu diminum oleh Ron.
Ron kemudian dirawat di rumah sakit, dan ketika sedang tidak sadar, ia mengigaukan nama Hermione di hadapan Lavender, yang langsung patah hati. Setelah insiden ini, Harry memojokkan Draco di sebuah toilet dan bertarung dengannya di sana. Harry menggunakan mantera Sectumsempra, yang pernah dibacanya di buku milik Pangeran Berdarah-Campuran. Mantera itu dengan hebat melukai dan membahayakan jiwa Draco. Snape tiba dengan segera, terbawa oleh Sumpah Tak Terlanggarnya, dan menyembuhkan Draco sementara Harry pergi tergesa-gesa. Ginny meyakinkan Harry untuk menyembunyikan buku itu di Kamar Kebutuhan untuk menghindarkan dirinya dari menggunakan buku itu lagi. Di Kamar itu, mereka menemukan Lemari Penghilang, yang sedang diusahakan perbaikannya oleh Draco, namun baik Harry maupun Ginny sama sekali tidak menyadari mengenainya. Ginny menyembunyikan buku itu dan kemudian berciuman dengan Harry.
Dumbledore mengajak Harry untuk membantunya menemukan salah satu Horcrux lainnya, di sebuah tempat yang baru diketahuinya. Keduanya ber-apparate ke sebuah tebing tepi laut, dan masuk ke sebuah gua tempat Horcrux itu disembunyikan. Di tengah-tengah danau di dalam gua itu terdapat sebuah pulau kristal kecil, dan mereka menemukan sebuah ceruk berisi cairan beracun yang di dasarnya terdapat Horcrux itu. Untuk dapat mengambil Horcruxnya, cairan itu harus diminum. Dumbledore menyuruh Harry untuk memaksa dirinya tetap minum cairan beracun itu, karena ia mengetahui bahwa cairan itu dapat mengubah pikiran. Dumbledore menghabiskan cairan beracun itu dengan dibantu-paksa diminumkan oleh Harry. Setelah habis, sementara Dumbledore memulihkan diri dari cairan itu, Harry meraih Horcrux yang berbentuk kalung liontin potret. Saat itu, sangat banyak Inferi (mayat hidup) bergerak dari dasar danau dan menyerang mereka. Dumbledore berhasil kembali ke kesadarannya tepat pada waktunya dan membakar semua Inferi itu, lalu keduanya ber-apparate kembali ke Menara Astronomi di Hogwarts.
Dumbledore, yang masih lemah akibat minum cairan beracun itu, menyuruh Harry untuk memanggilkan Snape. Namun sebelum Harry sempat pergi, terdengar langkah-langkah kaki dan Dumbledore menyuruh Harry untuk bersembunyi di sisi bawah tingkap Menara itu. Suara langkah kaki itu ternyata adalah Draco, yang bersiap untuk membunuh Dumbledore atas perintah Voldemort, tetapi—dari dalam dirinya—ia tidak dapat melakukannya. Sementara itu, Lemari Penghilang telah berhasil diperbaiki sehingga Bellatrix dan para Pelahap Maut lainnya berhasil memasuki Hogwarts melalui Lemari pasangannya di toko Borgin and Burkes, dan menggabungkan diri dengan Draco di Menara berhadapan dengan Dumbledore. Snape secara diam-diam datang melalui tingkap bawah tempat Harry bersembunyi, memberi isyarat agar Harry tetap diam, lalu naik ke atas dan bergabung dengan Pelahap Maut lainnya. Snape lalu melontarkan kutukan Avada Kedavra terhadap Dumbledore yang langsung membunuhnya. Kutukan itu menghantam Dumbledore dan melempar tubuh Dumbledore jatuh ke bawah dari sisi Menara. Snape, Draco, dan Pelahap Maut lainnya meninggalkan sekolah, Bellatrix melontarkan lambang Pelahap Maut ke atas sekolah, lalu menghancurkan Aula Besar, dan membakar pondok Hagrid sambil tertawa riang.
Harry berusaha untuk menghentikan mereka, dan menyerang Snape menggunakan mantera Sectumsempra. Namun Snape menangkis mantera itu dan berhasil menjatuhkan Harry. Sebelum pergi, Snape mengatakan bahwa dialah pencipta mantera Sectumsempra dan bahwa dialah 'Pangeran Berdarah-Campuran' itu.
Para staf guru dan murid-murid Hogwarts berkabung atas kematian Dumbledore dan Ginny menghibur Harry atas kejadian itu. Ketika ditanya, Harry sama sekali menolak untuk mengatakan kepada Profesor McGonagall mengenai apa yang dilakukannya bersama Dumbledore.
Belakangan, Harry mengungkapkan kepada Ron dan Hermione bahwa Horcrux yang ditemukannya bersama Dumbledore itu adalah palsu, berisikan sebuah pesan dari "R.A.B." yang menyatakan bahwa R.A.B. ini telah mengambil Horcrux itu dan berharap agar Voldemort tidak lagi dapat hidup abadi. Harry memberi tahu kedua rekannya bahwa ia tidak akan kembali ke sekolah pada tahun yang akan datang, dan sebaliknya akan mencari R.A.B. dan Horcrux-Horcrux lainnya supaya Voldemort pada akhirnya dapat dibinasakan. Ron dan Hermione mengingatkan Harry bahwa mereka adalah sahabat-sahabatnya dan mereka akan turut pergi bersama Harry dalam misinya itu.
Film ini diakhiri dengan ketiga sahabat itu melihat Fawkes, burung Phoenix milik Dumbledore, terbang menjauh dari batas sekolah Hogwarts.
[sunting] Pemeran
* Daniel Radcliffe sebagai Harry Potter. Harry Potter sekarang memasuki tahun keenam di Hogwarts, pada periode dunia penyihir dalam peperangan.
* Rupert Grint sebagai Ron Weasley, salah satu sahabat Harry.[5] Walaupun ia jelas-jelas menunjukkan ketertarikan dengan Hermione, ia juga berkencan dengan Lavender Brown yang belakangan diabaikannya.[7]
* Emma Watson sebagai Hermione Granger, salah satu sahabat Harry, yang memiliki perasaan kepada Ron dan menjadi cemburu terhadap Lavender Brown.[5] Watson berniat untuk tidak turut dalam film keenam,[8] tapi akhirnya memutuskan bahwa "plusnya lebih banyak daripada minusnya" dan tidak dapat melihat orang lain yang memerankan Hermione.[9]
* Jim Broadbent sebagai Horace Slughorn, mantan guru Ramuan Hogwarts yang setuju untuk kembali mengajar. Broadbent menyatakan kostum-kostumnya "tebal-tebal" dan karakternya seperti "komik",[10] sementara Radcliffe mencatat bahwa "tragedi [Slughorn] akan lebih besar ketimbang komedinya".[11]
* Helena Bonham Carter sebagai Bellatrix Lestrange, salah satu Pelahap Maut utama Voldemort, kakak dari Narcissa Malfoy dan bibi dari Draco. Peran karakter ini di film lebih besar ketimbang di buku aslinya.[6]
* Robbie Coltrane sebagai Rubeus Hagrid,[6] pengawas binatang di Hogwarts dan guru Pemeliharaan Satwa Gaib di sekolah itu, serta merupakan teman pertama Harry di dunia sihir.
* Tom Felton sebagai Draco Malfoy,[6] pesaing Harry, yang dicurigai Harry memiliki tugas dari Voldemort. Draco adalah putra dari Lucius dan Narcissa Malfoy, dan keponakan dari Bellatrix Lestrange.
* Michael Gambon sebagai Albus Dumbledore.[6] Seorang penyihir legendaris dan kepala sekolah Hogwarts. Pengungkapan mengenai seksualitas Dumbledore membawa Gambon bergaya seperti kebanci-bancian di sekitar set film ketika sedang tidak ada pengambilan gambar,[12] tetapi penampilannya di layar film tetap tidak berubah seperti film-film sebelumnya.[13]
* Helen McCrory sebagai Narcissa Malfoy, ibu Draco dan adik perempuan Bellatrix. McCrory pada mulanya terpilih sebagai pemeran Bellatrix Lestrange dalam Order of the Phoenix, tetapi terpaksa mundur karena sedang hamil.[14] Naomi Watts juga sebelumnya dilaporkan menerima peranan ini,[15] tapi ditolak oleh agennya.[16]
* Alan Rickman sebagai Severus Snape,[6] sebelumnya guru Ramuan, tapi akhirnya berhasil mencapai cita-citanya sebagai guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam.
* Maggie Smith sebagai Minerva McGonagall,[6] guru Transfigurasi, deputi kepala sekolah Hogwarts, dan kepala Gryffindor. McGonagall adalah salah satu anggota Orde Phoenix.
* Timothy Spall sebagai Peter Pettigrew, mantan kelompok teman ayah Harry, James, yang mengkhianati mereka kepada Voldemort. Sekarang menjadi salah satu Pelahap Maut utama Voldemort, walaupun ilmu sihirnya lemah. Ia memiliki nama panggilan "Wormtail".[17]
* David Thewlis sebagai Remus Lupin,[6] mantan guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Lupin adalah seorang serigala jadi-jadian (werewolf) dan anggota dari Orde Phoenix.
* Julie Walters sebagai Molly Weasley,[6][18] ibu Ron dan Ginny. Ia menganggap Harry sebagai salah satu putranya.
* Bonnie Wright sebagai Ginny Weasley,[6] adik Ron, sekarang tahun kelima di Hogwarts, dan berpacaran dengan Harry. Selain di Chamber of Secrets, ini adalah pertama kalinya karakter ini diberi peranan yang sama besarnya sesuai dengan di buku.
Pemeran lainnya:
* Hero Fiennes-Tiffin dan Frank Dillane berperan sebagai Tom Riddle, anak yang kelak menjadi Lord Voldemort, pada usia sebelas dan remaja.[6] Tiffin adalah keponakan dari Ralph Fiennes, yang memerankan Voldemort dewasa di film keempat dan kelima.[19] Christian Coulson, yang memerankan Riddle di Chamber of Secrets, sebelumnya menyatakan keinginannya untuk turut dalam film ini,[20] namun Yates menyatakan bahwa Coulson sudah terlalu tua, hampir 30 tahun, untuk dapat memerankan Tom Riddle remaja.[21]
* Jessie Cave sebagai Lavender Brown,[7] pacar baru Ron. Watson menggambarkan Jessie Cave sebagai "pemeran yang sempurna,"[22] walaupun Cave tidak menghadiri audisi terbukanya.[23]
* Dave Legeno sebagai Fenrir Greyback, seorang serigala jadi-jadian (werewolf) kejam yang sangat ditakuti di dunia sihir.
[sunting] Produksi
[sunting] Praproduksi
Sebelum David Yates secara resmi terpilih sebagai sutradara film ini, ada beberapa sutradara yang menyatakan tertarik untuk menyutradarai film keenam ini. Alfonso CuarĂ³n, sutradara film ketiga, mengatakan bahwa ia "akan sangat senang bila mendapatkan kesempatan" untuk kembali.[24] Sutradara Goblet of Fire, Mike Newell, menolak menyutradarai film kelima, dan tidak ditawari untuk film keenam.[25] Terry Gilliam adalah pilihan pribadi Rowling untuk menyutradarai Philosopher's Stone. Namun ketika ditanya apakah ia mau mempertimbangkan untuk menyutradarai film selanjutnya, Gilliam mengatakan, "Warner Bros. dulu punya kesempatan pada waktu pertama kali, tapi mereka menghilangkannya."[26]
Yates kembali menggunakan komposer dari film kelima, Nicholas Hooper, yang setelah menilai musik latar di situs web resmi Harry Potter, mengolah kembali Hedwig's Theme karya John Williams, dan akhirnya mengubah seluruhnya termasuk karya Patrick Doyle. Juga bergabung kembali, desainer kostum Jany Temime, pengawas efek visual Tim Burke, desainer efek makhluk sihir Nick Dudman, dan pengawas efek spesial John Richardson dari film ketiga.[6] Sejak Februari 2007, Stuart Craig, desainer produksi dari kelima film sebelumnya juga telah mendesain set pemfilman, termasuk gua dan menara astronomi yang digunakan untuk klimaks film ini.[27] Academy Award menominasikan Bruno Delbonnel sebagai sinematografer film ini.[6]
Yates dan Heyman mencatat bahwa beberapa peristiwa di Harry Potter and the Deathly Hallows juga mempengaruhi penulisan skrip film ini.[28]
[sunting] Set film
Desainer produksi film ini adalah pemenang Academy Award Stuart Craig. Beberapa set baru telah ditampilkan dalam film ini, termasuk Panti Asuhan yang menampung Tom Riddle, Menara Astronomi, dan Gua Horcrux. Dalam salah satu pratayang film, Stuart Craig mengatakan bahwa Panti Asuhan Tom Riddle didasarkan pada bangunan-bangunan di Docklands, Liverpool dan didesain menurut arsitektur gaya Victoria-George.
Craig menyatakan bahwa film ini menggunakan beberapa set CGI, terutama interior Gua tempat Harry dan Dumbledore mencari Horcrux. Eksterior gua diambil gambarnya di Karang Moher di barat Irlandia. Interior gua dibuat dari formasi kristal geometris.[29]
[sunting] Pengambilan gambar
Hero Fiennes-Tiffin sebagai Tom Riddle kecil
Setelah latihan selama satu minggu, pengambilan gambar dimulai pada 24 September 2007 hingga 17 Mei 2008.[30]
Pada 6 Oktober 2007, kru film melakukan pengambilan gambar Hogwarts Express di lingkungan yang berkabut dan berembun di Fort William, Skotlandia.[31] Beberapa adegan malam difilmkan di desa Lacock dan Lacock Abbey selama tiga malam mulai 25 Oktober 2007. Pengambilan gambar dimulai pada pukul 5 sore hingga 5 pagi setiap harinya, dan penduduk di sekitar jalan tempat pengambilan film diminta untuk menggelapkan jendela-jendela mereka dengan tirai gelap.[32][33][34] Laporan dari set tersebut menyatakan bahwa adegan yang difilmkan di sana adalah ketika Harry dan Dumbledore mengunjungi Slughorn.[34] Pengambilan gambar kemudian dilanjutkan di Stasiun kereta api Surbiton pada Oktober 2007,[35] Katedral Gloucester, di mana digunakan juga untuk pengambilan gambar film pertama dan kedua, pada Februari 2008,[36] serta di Jembatan Millennium di London pada Maret 2008.[37]
Walau Radcliffe, Gambon, dan Broadbent mulai diambil gambar pada akhir September 2007, pemeran lainnya baru mulai belakangan: Grint pada November 2007, Watson pada Desember 2007, Rickman pada Januari 2008, dan Bonham Carter pada Februari 2008.[38][39]
[sunting] Efek visual
Tim Burke dan Tim Alexander adalah supervisor efek visual dalam film ini. Tim Alexander menyatakan bahwa pembuatan adegan serangan inferi membutuhkan waktu beberapa bulan. Ia mengatakan, "Adegan ini pastinya lebih dalam dan lebih mengerikan dari yang pernah kita bayangkan untuk sebuah film 'Potter'. Sutradara David Yates tidak ingin membuatnya menjadi film zombi, jadi kita terus menerus berusaha untuk tidak membuat mayat-mayat hidup ini tampil seperti zombi. Banyak dari mereka yang bergerak - mereka tidak bergerak cepat, tapi juga tidak lambat ataupun mengerang dan merintih. Kami memutuskan untuk melanjutkan dengan gaya yang sangat realistis." Ia juga mencatat bahwa para inferi itu lebih kurus, basah kuyup, dan abu-abu.[40]
Mengenai gelombang api Dumbledore, ia mencatat bahwa efeknya terlihat seperti jika seseorang menyemprotkan propana dan memantiknya. Ia menambahkan, "Kami melakukan banyak riset mengenai lelehan gunung berapi, yang menyemburkan panas namun tanpa lidah api yang berkobar, dan mengumpulkan banyak referensi lainnya, termasuk nyala api di bawah air, dan menampilkannya kepada penggemar Potter." Tim efek visual menggabungkan enam parameter api berikut: riak panas, asap, daya apung, kekentalan, kegelapan, dan tingkat cahaya. Karena keseluruhan adegan api ini sangat memakan waktu, artis grafis komputer Chris Horvath perlu menghabiskan delapan bulan untuk mencari bagaimana caranya agar dapat lebih cepat menampilkan lidah-lidah api.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar