Ancol Taman Impian kembali mempersembahkan sebuah inovasi bagi masyarakat luas dengan menghadirkan North Art Space (NAS), gallery seni yang didisain modern yang tidak kalah dengan galeri seni rupa kontemporer yang sering diitemui di luar negeri. Galery yang dibangun di kawasan Pasar Seni dengan kesan clean, minimalis, dan modern ini secara resmi akan dibuka pada Jumat (17/04) dengan menampilkan 24 Perupa Kotemporer bertajuk “Hybridization”.
Kehadiran NAS merupakan rangkaian program revitalisasi yang dilakukan Ancol Taman Impian menuju Ancol Creative City dengan konten Edutainment, Art& Craft, Musik, Culinary, dan Performance Art. “ Ancol berusaha menjadi panggung dan ajang yang nyaman bagi komunitas-komunitas kreatif yang memberi roh kepada Ancol Creative City. Dan NAS adalah bagian dari itu, yang kami persembahkan untuk memberi jawaban atas kebutuhan ruang public bagi pelaku kreatif, dalam hal ini bagi praktik seni rupa masa kini atau kontemporer,”kata Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol, Budi Karya Sumadi.
Seni rupa yang merupakan produk budaya harus dikembangkan dalam bentuk acara-acara yang menarik. Tidak hanya untuk mendapat aspresiasi, tapi juga agar bisa mengangkat nilai ekonomis serta memberi manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.
Dalam inagurasi NAS, manajemen Ancol bekerja sama dengan Semarang Gallery dan kurator Rifky Effendy sengaja menampilkan seni rupa kontemporer agar masyarakat lebih mengetahui capaian perupa kontemporer Indonesia yang tidak kalah dengan rekan mereka di tingkat internasional. Mereka akan menggelar karya-karya dalam berbagai media, yaitu drawing (seni lukis), instalasi, fotografi, dan video art, dan bakal menampilkan karya-karya terbaik saatini. “Harapan kami, event ini bisa menjadi acuan dan sekaligus sebagai ajang komunikasi antarpelaku seni, penikmat seni serta arena pembelajaran bagi masyarakat umum,” kata Budi.
Sesuai dengan tema Hybridization, seniman-seniman yang dipilih dalam pameran ini memamerkan karya-karya dari beragam medium. Haris Purnomo, Arie Dyanto, Soni Irawan, Sapto Sugiyo Utomo, Galam Zulkifli, Andy Dewantoro, Hanafi, NGK Ardana, Gede Mahendra Yasa, Agus Sumiantara, dan Irwan Bagja Dermawan (Iweng) memamerkan lukisan. Heri Dono, Agus Suwage, Yani Maryani, Ketut Moniarta dan Albert Yonathan menampilkan objek/instalasi. F.X Harsono, Indra Leonardi, dan Davy Linggar menggelar fotografi/digital work. Adapun Jompet, Tromarama, dan Prilla Tania menampilkan video art, sedang Saftari bermain dengan dua medium: lukisan dan objek/instalasi. Yang jelas, diharapkan pameran ini dapat memberikan gambaran terkini praktik seni rupa kontemporer di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar